Belanda Tutup Seluruh Kedai Kopi, Pecandu Kembali Nikmati Ganja di Rumah
Belanda Tutup Seluruh Kedai Kopi, Pecandu Kembali Nikmati Ganja di Rumah,- Saat ini Pemerintah Belanda mengeluarkan kebijakan terkait menghadapi situasi Pandemi Covid-19 atau virus Corona yang menimpa beberapa negara di dunia saat ini. Salah satunya, pemerintah belanda mengeluarkan kebijakan melarang masyarakat untuk mendatangi kedai kopi hingga menutupnya.
Dilansir dari DailyMail, seolah tak putus asa dengan larangan minum kopi ke kedai, warga masyarakat yang notabene nya pecandu ganja justru mengantre mendapatkan ganja untuk persediaan di rumah selama situasi belum kondusif.
Hal ini imbas dari penutupan seluruh kedai kopi. Biasanya, masyarakat menghisap ganja di kedai kopi, tapi setelah ada penutupan kedai itu, maka mereka beralih menghisap di rumah mereka masing-masing, agar terhindar dari penyebaran pandemi covid-19 atau virus corona.
“Untuk mungkin selama dua bulan ke depan kita tidak bisa mendapatkan gulma jadi sebaiknya stok persediaan di rumah kami masing-masing,” kata seorang pembeli ganja di Den Haag.
Pelanggan sekarang mulai mengantri di jalan-jalan untuk mendapatkan produk-produk seperti ganja sebelum kedai ditutup.
Pemandangan serupa juga dilaporkan di seluruh negeri kincir angin tersebut, dengan gambar antrian panjang di luar kedai kopi di ibu kota Amsterdam dan kota universitas bersejarah Utrecht.
“Aku tidak keberatan memiliki sedikit, tetap tenang saat kita di rumah begitu lama. Mungkin lama di karantina,” kata seorang wanita Irlandia yang menyebut namanya Hannah ketika dia mengantri di Den Haag.
“Aku benar-benar hanya menonton konferensi pers dengan temanku dan kemudian aku turun ke bawah dan tiba-tiba ada antrian seperti 30 orang, dan semua mobil ini datang juga sekarang.”
Sebuah kedai kopi bernama The Point di Den Haag kemarin di mana para penikmat ganja berkumpul mengatakan, akan ‘menyenangkan setidaknya memiliki beberapa di rumah’ selama penguncian.
Perdana Menteri Mark Rutte pada hari Senin akan menyampaikan pidato di televisi kepada negara tersebut, yang sejauh ini telah mencatat 20 kematian akibat penyakit Covid-19 dan 1.135 infeksi.